Kesalahan dalam Branding Produk – Branding produk sebagai usaha pemberian identitas pada suatu produk yang sanggup mempengaruhi customer untuk pilih produk itu dibanding produk kompetitor yang lain. Menurut Landa (2006), proses branding bukan sekedar memperbesar merk produk saja.
Tetapi semua yang terkait dengan beberapa hal yang nyata dari sebuah produk dimulai dari simbol, ciri-ciri visual, citra, integritas, watak, kesan-kesan, pemahaman, dan asumsi yang berada di pikiran customer perusahaan itu. Pada intinya branding produk ialah menyatukan semua identitas perusahaan yang berkekuatan untuk mengundang perhatian warga.
Branding produk yang sudah dilakukan secara betul akan menolong membuat keyakinan customer hingga mereka akan memakai dan bertahan di suatu produk. Kebalikannya, bila aktivitas branding produk dilaksanakan secara tidak profesional karena itu bisa memberinya imbas negatif pada perusahaan.
Ada banyak kekeliruan yang sering terjadi saat sebuah usaha lakukan branding produk. Berikut Jurnal memberinya keterangan selengkapnya untuk Anda.
Kesalahan yang Harus Dihindari dalam Branding Produk
Pemilihan Merek Secara Sembarangan
Proses branding produk sudah diawali semenjak pemilik usaha menemukan merk untuk usahanya. Pemilik usaha kadang memandang remeh proses ini dan condong melakukan dengan asal-asalan. Walau sebenarnya ada beberapa hal yang diperhitungkan karena merk bakal ada setiap produk, document, dan beberapa hal yang lain terkait dengan usaha.
Seharusnya kerjakan penelitian pasar lebih dulu untuk ketahui apa yang telah ada dalam pemikiran dan apa yang diharapkan oleh calon customer.
Sebagai pemikiran, seharusnya tentukan nama merk yang simpel, polos dan tidak begitu detil. Nama yang simpel dan polos membuat calon customer lebih gampang ingat sebuah merk. Dianjurkan juga pilih nama yang tidak begitu detil untuk mengantisipasi jika masa datang ingin meningkatkan usaha ke baris yang lain. Saat ini terjadi, tak perlu menukar nama dan mengawali proses branding dari sejak awalnya kembali.
Penggunaan Visual yang Terlalu Biasa
Selainnya nama merk, hal-hal lain yang bakal ada setiap hal yang terkait dengan usaha dan akan kelihatan secara jelas oleh calon customer ialah simbol. Nama dan simbol yang bagus akan memvisualisasikan dan mengkomunikasikan produk dan service yang dipunyai oleh pelaku bisnis untuk calon customernya.
Merk yang kuat dibuat memakai visual yang memikat. Oleh karenanya untuk proses branding produk, upayakan tidak untuk memakai visual yang terlampau biasa. Tak perlu design yang terlampau sulit juga. Yang paling penting calon customer langsung ingat merk saat menyaksikan simbol.
Tidak Mengetahui Perihal Calon Konsumen
Poin utama yang lain yang jangan diacuhkan saat lakukan branding produk ialah calon customer tujuan. Bila sejak dari awalnya tidak tentukan calon customer yang bakal dituju, karena itu branding yang sudah dilakukan akan percuma.
Pemilik usaha bisa jadi menebarkan iklan dan promo sebanyak-banyak tanpa melihat background calon customer. Tetapi, ini malah mengakibatkan rasa jemu dan jemu hingga apa saja yang disuguhi akan seringkali diacuhkan.
Susuri dulu sebanyak-banyaknya info tentang calon konsumen setia dimulai dari data diri dan rutinitas setiap hari. Makin banyak info yang didapat maka semakin gampang sesuaikan program branding yang bakal dilaksanakan dengan keperluan calon customer. Hingga dengan proses yang sederhana, masih tetap dapat sentuh orang yang akurat.
Penggunaan Media Sosial secara Tidak Tepat
Sosial media sekarang ini dapat dikatakan sebagai tempat pokok saat lakukan branding produk. Hal itu tidaklah heran karena sosial media dapat dipakai oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Sekarang ini sebagian besar kalangan masyarakat memiliki account sosial media baik itu Facebook, Instagram, Twitter dan lain-lain.
Data dari “Digital Around The World 2019″mengatakan jika dari keseluruhan 268 juta warga Indonesia, ada lebih dari 150 juta orang yang memakai sosial media. Dan mereka habiskan waktu rerata 3 jam 26 menit sehari-harinya terhubung sosial media untuk maksud apa saja.
Dengan kekuatan sosial media yang besar sekali ini, masih tetap ada pemilik usaha yang tidak memakainya secara tepat. Pertama, memakai terlampau beberapa media sosial. Sebuah account usaha tak perlu ada di tiap basis sosial media. Cukup pusatkan content branding di basis dengan pangkalan customer yang prospektif. Kedua, mem-posting content berlebihan.
Tidak Memerhatikan Pesaing
Ada yang memandang jika kompetitor terkait dengan beberapa hal negatif dan harus dijauhi. Tetapi pada dunia usaha, pemilik usaha malah harus memerhatikan kompetitor untuk mengawasi bagaimana persaingan yang ada dan usaha apa yang perlu dilaksanakan untuk memperhitungkannya.
Tidak sanggup membaca kompetisi akan membuat usaha tidak berhasil.
Terlalu Memerhatikan Pesaing
Memperhatikan kompetitor memang baik, namun terlampau konsentrasi memerhatikan kompetitor malah memunculkan imbas kebalikannya. Saat sebuah usaha cuman konsentrasi cari langkah untuk menyusul kompetitornya, rupanya si kompetitor konsentrasi untuk memberinya kepuasan pada customer.
Ini justru akan membuat makin ketinggalan. Mulai coba mendapati langkah jadi berlainan. Karena tidak ada usaha yang lebih bagus, jadilah juara dengan jadi berlainan.
Melupakan Branding secara Offline
Usaha sekarang ini condong lakukan branding lewat cara online. Branding lewat cara online dipandang lebih gampang dan efisien karena bisa dilaksanakan dimanapun dan mengirit ongkos. Tetapi demikian, jangan meremehkan proses branding secara off-line.
Calon customer yang dituju perlu saksikan langsung bagaimana produk dan service bekerja sebelumnya terakhir memilih untuk pilih merk itu.
Proses branding off-line bisa juga dilaksanakan dengan merajut jalinan baik dengan faksi luar. Karena sebuah usaha tidak dapat lakukan branding tanpa kontribusi dari faksi yang lain. Oleh karenanya rajutlah kerja-sama bahkan juga bila itu dengan pesaing. Bukan mustahil sebuah usaha lakukan kerjasama dengan pesaing untuk hasilkan produk dan service dengan inovasi terkini.
Tidak Menyeimbangkan dengan Kualitas
Sekuat apa saja usaha yang sudah dilakukan dalam promo, bila tidak disertai dengan kualitas produk dan service yang disiapkan, customer masih tetap tidak bertahan untuk memakai sebuah merk. Banyak customer yang tidak dipengaruhi oleh janji yang diberi dalam iklan dan potongan harga besar yang dijajakan.
Janjikan satu hal yang besar sekali dan tidak mungkin malah akan tutup mata konsumen setia pada suatu usaha. Mereka sudah pasti akan cenderung pilih dari sesuatu yang berguna dan sesuai keperluan.
Tidak Mengantisipasi Resiko
Sebuah usaha tidak terus lempeng jalan apakah yang diperkirakan. Tentu ada resiko yang bakal menghalangi di tengah-tengah jalan. Mengantisipasi resiko-risiko ini dengan membuat gagasan cadangan semenjak awalnya mengawali usaha.
Disamping itu, membuat keputusan jadi pelaku bisnis memiliki arti sudah siap dengan hal terjelek yang dapat terjadi di muka. Bangun psikis yang kuat hingga resiko seperti apa saja dapat ditemui dengan pemikiran yang jernih dan hasilkan keputusan yang terbaik.
Inilah Kesalahan yang Harus Dihindari dalam Branding Produk agar anda terhindar dari kegagalan berbisnis.